Friday, 31 July 2015

JAHITAN PERINEUM


  HEKTING PERINEUM 
Hekting adalah suatu tindakan untuk mendekatkan tepi luka dengan benang sampai sembuh dan cukup untuk menahan beban fisiologis.
Hekting perineum adalah suatu cara untuk menyatukan kembali jaringan tubuh (dalam hal perineum) dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu dan mempertahankan integritas dasar panggul ibu.


      MACAM-MACAM HEKTING PERINEUM

a.       Jahitan Kulit
1)      Jahitan simple interrupted (jahitan satu demi satu)
2)      Merupakan jenis jahitan yang paling dikenal dan paling banyak digunakan. Jarak antara jahitan sebanyak 5-7 mm dan batas jahitan dari tepi luka sebaiknya 1-2 mm. Semakin dekat jarak antara setiap jahitan, semakin baik bekas luka setelah penyembuhan.

b.      Jahitan Matras
1)      Jahitan matras vertikal
Jahitan jenis ini digunakan jika tepi luka tidak bisa dcapai hanya dengan menggunakan jahitan satu demi satu. Misalnya didaerah yang tipis lunak subkutisnya dan tepi luka cenderung masuk ke dalam.
2)      Jahitan matras horizontal
Jahitan ini tidak boleh digunakan untuk menjahit lemak subkutis karena membuat kulit diatasnya terlihat bergelombang.

c.       Jahitan kontinous
1)      Jahitan jelujur
Jahitan ini lebih cepat dibuat, lebih kuat dan pembagian tekanannya lebih rata bila dibandingkan dengan jahitan terputus. Kelemahannya jika benang putus/simpul terurai tepi luka akan terbuka.


  TEKNIK MENJAHIT ROBEKAN PERINEUM

a.       Tingkat I
Penjahitan robekan perineum tingkat I dapat dilakukan hanya dengan memakai catgut yang dijahitkan secara jelujur (kontinous sutur) atau dengan cara angka delapan (figure of eight).

b.      Tingkat II
Pada robekan perineum tingkat II, setelah diberi anestesi lokal otot-otot diafragma urogenitalis dihubungkan di garis tengah dengan jahitan dan kemudian luka pada vagina dan kulit perineum ditutup dengan mengikut sertakan jaringan-jaringan dibawahnya.

c.       Tingkat III
Sebelum dilakukan penjahitan pada robekan perineum tingkat II maupun tingkat III, jika dijumpai pinggir robekan yang tidak rata atau bergerigi, maka pinggir yang bergerigi tersebut harus diratakan terlebih dahulu. Pinggir robekan sebelah kiri dan kanan masing-masing diklem terlebih dahulu, kemudian digunting. Setelah pinggir robekan rata, baru dilakukan penjahitan luka robekan.

d.      Tingkat IV
Mula-mula dinding depan rektum yang robek dijahit. Kemudian fasia perirektal dan fasia septum rektovaginal dijahit dengan catgut kromik, sehingga bertemu kembali. Ujung-ujung otot sfingter ani yang terpisah oleh karena robekan diklem, kemudian dijahit dengan 2-3 jahitan catgut kromik sehingga bertemu kembali. Selanjutnya robekan dijahit lapis demi lapis seperti menjahit robekan perineum tingkat II, tingkat III dan tingkat IV.


No comments:

Post a Comment