Friday, 31 July 2015

58 LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL

 58 LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL

1)      Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua.
2)      Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk resusitasi tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat, 3 kain bersih dan kering, alat penghisap lendir, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm di atas tubuh bayi serta menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set.
3)      Memakai celemek plastik.
4)      Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tisu atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
5)      Menggunakan sarung tangan Dekontaminasi Tingkat Tinggi (DTT) untuk melakukan periksa dalam.
6)      Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan DTT dan steril, isi dengan oksitosin dan letakkan kembali ke dalam wadah partus set, pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik.
7)      Membersihkan vulva dan perineum, menyeka dengan hati-hati dari depan ke belakang menggunakan kapas yang dibasahi air matang.
8)      Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.
9)      Dekontaminasi sarung tangan dengan cara  mencelupkan tangan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% kemudian membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
10)  Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi/saat relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit).
11)  Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, bantu ibu untuk menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya.
12)  Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman).
13)  Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.
14)  Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
15)  Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
16)  Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu.
17)  Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan.
18)  Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
19)  Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya  kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernafas cepat dan dangkal.
20)  Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi serta segera lanjutkan proses kelahiran bayi. Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi dan jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong di antara dua klem tersebut.
21)  Menunggu hingga kepala janin sesuai melakukan putaran paksi luar secara spontan.
22)  Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakan kearah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
23)  Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.
24)  Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukan telunjuk di anatara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya).
25)  Melakukan penilaian sepintas :
a)      Apakah bayi menangis kuat atau bernafas tanpa kesulitan ?
b)      Apakah bayi bergerak aktif ?
26)  Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk atau kain yang kering. Membiarkan bayi di atas perut ibu.
27)  Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.
28)  Memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik.
29)  Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 Internasional Unit (IU) Intra Muskular (IM) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin).
30)  Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
31)  Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (dilindungi perut bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem tersebut. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya. Lepaskan klem dan masukan dalam wadah yang telah disediakan.
32)  Meletakkan bayi agar ada kontak kulit ke kulit bayi. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada atau perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu.
33)  Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.
34)  Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
35)  Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis untuk mendeteksi. Tangan lain meregangkan tali pusat.
36)  Setelah uterus berkontraksi, meregangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah dorso kranial. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan peregangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.
37)  Melakukan peregangan dan dorongan dorso kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso kranial).
38)  Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahana), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
39)  Segera setelah plasenta lahir dan selaput ketuban lahir, melakukan masase (pemijatan) pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras).
40)  Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap dan masukan ke dalam kantong plastik yang tersedia.
41)  Evaluasi kemungkinan robekan pada vagina dan perineum. Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
42)  Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
43)  Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.
44)  Setelah satu jam, lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, penimbangan atau pengukuran bayi, beri antibiotik salep mata dan vitamin K1 1 mg Intra Muskular dipaha kiri anterolateral.
45)  Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi hepatitis B di paha kanan anterolateral.
46)  Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.
47)  Mengajarkan ibu atau keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
48)  Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
49)  Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
50)  Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60 x/menit) dan suhu tubuh normal (36,5oC-37,5oC).
51)  Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.
52)  Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
53)  Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian bersih dan kering.
54)  Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk memberi ibu minum dan makan.
55)  Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
56)  Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
57)  Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, kemudian keringkan dengan tisu atau handuk pribadi yang kering dan bersih.

58)  Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital dan asuhan kal IV.

No comments:

Post a Comment